Kamis, 13 Mei 2010

Bayi juga suka musik

Oleh : Ali Hisyam, S. Sos I
Musik banyak sekali memberikan manfaat bagi perkembangan seorang anak, dan seharusnya sedini mungkin mulai diperkenalkan terhadap musik supaya efeknya dapat berpengaruh dengan tepat. Kesimpulan dari para peneliti yang didukung pula oleh orangtua, tanpa ragu lagi menyatakan bahwa tidak pernah ada kata terlalu dini bagi seorang anak untuk mulai mendengarkan musik.
Mulai dari suara detak jantung ibu yang terdengar di dalam rahim hingga lahir ke dunia yang penuh dengan suara, bayi telah belajar untuk mengenali suara-suara tersebut. Pada tahun pertama kelahirannya, otak manusia akan berkembang dengan sangat cepatnya dibandingkan pada usia-usia lainnya sehingga suara-suara dan irama musik sangat berperan penting dalam perkembangan intelektual dan emosional manusia.
Suara degup jantung ibu yang direkam pun bahkan dapat membuat berat bayi bertambah. Musik membantu mereka berkembang dengan cara lain dan unik sehingga para peneliti akhirnya menyimpulkan mengenai apa yang selama ini sebenarnya telah diketahui oleh orangtua, bahwa bayi sangat menyukai musik. Tidak sekadar menghibur maupun menenangkan bayi, musik pun dapat memberikan efek perkembangan mental mereka.
Kemudian sekitar tahun 1993, para peneliti menemukan suatu hubungan yang sangat menarik. Dikatakan kalau musik klasiklah yang dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektualitas manusia secara optimal, dan tak ada jenis musik lain yang dapat menandingi kekuatan yang dimiliki oleh musik klasik, musik yang lahir dari otak jenius komposer-komposer dunia dan tidak pernah ada matinya hingga saat ini.
Manfaat atau efek yang ditimbulkan oleh musik klasik pun dapat berbeda, bergantung pada jenis musiknya. Para ahli menyarankan, musik-musik dari zaman Barok baik sekali untuk bayi. Musik zaman Barok memiliki sisi emosi yang kuat, memberi efek yang menyenangkan bagi perasaan, dan menyentuh lubuk hati. Setiap jenis musik mempunyai beat atau dentuman atau irama yang berbeda. Pop, jazz, klasik, rock, heavy metal, green core, hard core, tradisional, dan lain-lain. Pada saat suara musik masuk ke telinga, otomatis akan masuk ke otak kita juga, secara sadar maupun tidak sadar. Jenis musik yang kita dengar ikut mempengaruhi detak jantung juga. Misalnya pada saat ini kita mendengarkan musik pop, katakanlah Debby Gibson, lalu setelah itu dengarkan musik rock, katakanlah Metallica, rasakan detak jantung anda, pasti akan berbeda.
Anak kecil yang baru belajar berjalan pasti akan sangat menyukai berjalan-jalan mengelilingi ruangan atau menari-nari sambil mengikuti suara musik. Untuk membuatnya lebih bersemangat, lagu-lagu berirama cepat sepert Minuet in G-nya Beethoven, Horn and Violin Concerto dari Mozart, Bourree dari Bach atau Water Music dari Handel dapat menarik perhatiannya untuk bermain. Kodaly menganjurkan untuk turut mengajak anak-anak kecil lainnya untuk bermain oper bola di dalam sebuah lingkaran sambil mendengarkan lagu-lagu tersebut karena olahraga ringan ini akan terasa sangat menyenangkan dan sangat baik untuk kesehatan. Menurut Daniel Stern MD, seorang pakar di bidang perkembangan bayi, pada umumnya para ibu sudah memiliki insting apa yang harus dilakukan ketika bayinya menangis kelaparan. Biasanya dengan bersenandung ringan sebelum memberi makan bayinya, akan meredakan tangisan mereka yang sangat keras untuk sementara. Sayangnya, tidak semua ibu dapat melakukannya, atau bahkan pilihan lagunya tidak tepat. Oleh karena itu, ketika bayi menangis kelaparan, lagu The Marriage of Figaro dari Mozart merupakan pilihan yang tepat untuk membantu menenangkan tangisannya, tapi tidak akan membuatnya tertidur.
Tidak hanya perut yang harus diberi makan, otak pun demikian. Lagu-lagu karya Johann Sebastian Bach sangat terkenal dengan teknik musiknya yang sangat matematis dan merangsang otak untuk berpikir sehingga terkenal dengan julukan The Most Mathematical of Musical Techniques. Karya-karyanya bagaikan puzzle dan sisi intelektualnya muncul terutama pada karyanya yang berbentuk fugues (musik yang sangat kompleks). Contohnya adalah Little Fugues dan Great Fugues. Selain penuh dengan tantangan, lagu-lagu tersebut juga sangat nikmat untuk didengarkan.
Kemudian, ketika saatnya tidur telah tiba, lagu-lagu dengan tempo yang lambat namun memiliki melodi yang sangat menghanyutkan dapat dijadikan pilihan untuk menenangkan bayi hingga membuatnya tertidur lelap. Lagu-lagu seperti itu dapat kita temui pada Eine Kleine Nachtmusik dan Piano Concerto dari Mozart, Sonata Pathetique dan Fur Elise-nya Beethoven, Air on G String karya Bach, dan tak lupa Lullaby dari Brahms, lagu ninabobo yang sangat terkenal di dunia.
Atas dasar itulah musik klasik dijadikan referensi untuk meningkatkan kinerja otak. Jika detak jantung stabil, emosi kita otomatis juga stabil sehingga kita bisa berpikir lebih "jernih". Kenapa musik klasik? Karena musik klasik adalah murni alat music saja tanpa lirik. Lirik lagu bisa memecah konsentrasi otak. Bayangkan saja, kita sedang mengerjakan tugas yang berhubungan dengan angka, tiba-tiba terdengar lagu dengan syair yang tidak karuan. Pasti sangat mengganggu konsentrasi.
Lantas kenapa tidak dengan bacaan ayat suci Al-Quran atau Nasyid?
Hikmah dapat ditemukan dimana-mana. Bahkan dalam temuan dari orang yang non-muslim. Selama musik klasik dinikmati dalam batas sewajarnya, Insya Allah tidak akan menjauhkan kita dari Allah SWT. Telinga kita senang untuk mendengarkan hal yang indah-indah, musik klasik menyajikan ini semua. Alunan not dan nadanya menstimuli pendengaran kita.
Selama ayat-ayat Al-Quran dibacakan dengan nada yang tenang, jernih, jelas tajwidnya, hal itu akan membawa efek menenangkan karena degup jantung kita juga menjadi normal, nafas kita menjadi teratur. Begitu juga dengan shalawat. Namun ada tambahan lain yang tidak dimiliki musik manapun. Ayat Al-Quran merupakan kata-kata dari Sang Pencipta Otak, Pencipta manusia, Allah SWT. Pada setiap ayat selalu tersimpan makna dan kata yang "berarti". Tidak ada satupun kata dari ayat Al-Quran sia-sia. Semua mengandung arti dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT, Allahu Akbar. Sedangkan shalawat mengandung doa kepada Allah agar Nabi Muhammad selalu diberkahi oleh Nya. Bukan saja untuk menenangkan, tapi ayat Allah dan rangkaian shalawat-dzikir juga bisa untuk terapi.
Nah, dengan sedikit pengertian diatas, maka tergantung dari diri Anda sendiri. Pilihan terserah pada diri Anda-anda sekalian. Mendengarkan musik memang membuat detak jantung bayi dan juga orang dewasa lebih teratur namun tidak menimbulkan rasa cinta kepada Sang Khalik secara langsung. Sedangkan Al-Quran, nasyid dan shalawat juga sama-sama membuat detak jantung bayi lebih teratur sekaligus menimbulkan rasa cinta dan dekat kepada Sang Khalik. Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar